Rentang Siklus Sejarah
Berdasarkan kajian geologi, siklus gempa besar di Sesar Lembang berkisar antara 170 hingga 670 tahun. Catatan sedimentasi menunjukkan gempa besar terakhir terjadi pada abad ke-15.
“Artinya, sudah 560 tahun berlalu sejak kejadian itu. Jadi memang kita sudah berada dalam rentang siklus ulang gempa. Bisa terjadi sekarang, bisa juga seratus tahun lagi,” ujar Mudrik.
BMKG juga mencatat gempa di wilayah lain Jawa Barat dalam periode yang sama, seperti gempa 4,9 magnitudo di Bekasi pada 20 Agustus lalu.
Fenomena ini menunjukkan wilayah Jawa Barat memang rawan aktivitas tektonik yang beragam.
Baca Juga: Sultan Kasus Pemerasan Sertifikasi K3 Itu Kekayaannya Tak Tercatat di LKHPN
Warga Diminta Siaga
Para ahli menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat, terutama dengan mengenali jalur evakuasi dan memahami prosedur penyelamatan diri saat gempa.
“Sebagai manusia, kita harus siap menghadapi skenario terburuk. Siapkan keluarga, kenali titik kumpul, dan jangan panik saat terjadi guncangan,” tambah Mudrik.
Kesadaran publik dianggap sebagai kunci mengurangi risiko korban. Bagi warga Bandung dan sekitarnya, informasi soal Sesar Lembang bukan lagi sekadar kajian ilmiah, tetapi peringatan nyata yang menuntut tindakan nyata.
Kesiapan Bandung dengan enam titik evakuasi menjadi langkah awal penting dalam menghadapi potensi gempa besar dari Sesar Lembang.
Namun, mitigasi tidak cukup hanya dengan fasilitas, melainkan juga kesiapan mental dan informasi yang benar di tengah masyarakat.
Gempa mungkin tidak bisa diprediksi dengan pasti kapan terjadi, tetapi dampaknya bisa diminimalisir jika masyarakat memahami risiko dan tahu cara melindungi diri.
Di tengah ketidakpastian siklus sesar yang bisa aktif kapan saja, kesiapsiagaan adalah satu-satunya jawaban.