Sosok Teddy dinilai punya konsistensi untuk memastikan program ini tidak hanya berhenti pada janji, tetapi benar-benar berjalan di lapangan.
Penobatan Teddy sebagai Duta Sekolah Rakyat sendiri bukan datang tiba-tiba.
Menurut Gus Ipul, ide itu muncul saat Teddy berkunjung ke Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 10 Cibinong, Bogor, pada 27 Juli 2025.
Kala itu, dua kepala sekolah mengusulkan agar Teddy diangkat menjadi Duta Sekolah Rakyat karena dianggap mewakili semangat dan kepedulian yang dibutuhkan untuk memperkuat gerakan pendidikan rakyat.
Baca Juga: Buronan Migas Riza Chalid Hilang Bak Ditelan Bumi, Kejagung Terpaksa Minta Bantuan Interpol!
Usulan itu kemudian mendapat sambutan luas hingga akhirnya resmi diumumkan dalam forum besar di JIExpo.
“Waktu itu mereka mengusulkan agar Pak Teddy bisa jadi Duta Sekolah Rakyat. Tentu ini kami sambut baik dan akan kita tindak lanjuti,” kata Gus Ipul.
Bagi para guru dan siswa, penunjukan Teddy bukan hanya soal jabatan simbolis.
Lebih jauh, hal ini menjadi representasi bahwa ada pejabat negara yang benar-benar hadir di tengah perjuangan pendidikan rakyat.
Sejumlah netizen juga menilai langkah ini sebagai sinyal positif.
Beberapa komentar di media sosial menyebut, tokoh publik yang dekat dengan dunia pendidikan akan menjadi penyemangat bagi anak-anak yang sedang menempuh jalan panjang menuju masa depan.
Baca Juga: KPK Bongkar Peran Wamenaker Immanuel Ebenezer dalam Skandal Pemerasan Sertifikat K3
“Kalau pejabatnya benar-benar mau turun langsung, anak-anak bisa melihat contoh nyata, bukan hanya dengar janji,” tulis salah satu komentar warganet di platform X.
Dengan didaulatnya Teddy Indra Wijaya sebagai Duta Sekolah Rakyat, pemerintah berharap gerakan pendidikan inklusif ini bisa semakin kuat.
Kehadiran figur yang dekat dengan masyarakat dianggap penting untuk menjaga semangat gotong royong dalam membangun akses pendidikan yang merata.