nasional

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem hingga 13 Agustus, Banjir, Longsor, dan Gelombang Tinggi Mengintai

Senin, 11 Agustus 2025 | 17:00 WIB
Ilustrasi - Cuaca ekstrem (HukamaNews.com / Foto:Pixabay - Hans)

HUKAMANEWS - Cuaca ekstrem kembali menjadi sorotan di berbagai wilayah Indonesia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi hujan lebat disertai kilat, petir, dan angin kencang yang akan berlangsung hingga 13 Agustus 2025.

Fenomena ini tidak hanya memicu risiko banjir dan longsor, tetapi juga gelombang tinggi yang dapat mengganggu pelayaran dan aktivitas pesisir.

Peringatan dini ini muncul setelah pengamatan meteorologi menunjukkan lonjakan curah hujan yang signifikan sejak awal Agustus.

Baca Juga: Harga BBM Turun di Seluruh SPBU Mulai 11 Agustus 2025, Ini Rinciannya

Analisis sinoptik mengungkap pembentukan awan hujan masif di sejumlah kawasan, diperkuat oleh kombinasi fenomena atmosfer seperti Madden–Julian Oscillation dan gelombang tropis.

Dampaknya, hampir seluruh wilayah besar Indonesia seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

BMKG juga merinci adanya ancaman gelombang tinggi di berbagai perairan yang bisa membahayakan nelayan dan kapal berukuran kecil.

Di darat, banjir kilat mengintai kawasan perkotaan, sementara daerah pegunungan dan perbukitan berisiko mengalami longsor.

Gangguan transportasi darat, laut, bahkan udara bukan tidak mungkin terjadi akibat cuaca ekstrem ini.

Baca Juga: Peluncuran Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Dijadwalkan Akhir 2025, Proyek yang Libatkan 112 Sejarawan Bongkar Kisah Bangsa

Bagi warga yang tinggal di wilayah rawan banjir, BMKG menganjurkan untuk segera mengenali jalur evakuasi terdekat dan menyiapkan tas darurat berisi dokumen penting, obat-obatan, senter, dan makanan tahan lama.

Pemilik rumah di dekat lereng atau aliran sungai disarankan memindahkan barang berharga ke tempat lebih tinggi, membersihkan saluran air, serta mengamankan atap dan pepohonan di sekitar rumah.

Petani juga diminta mempercepat panen untuk komoditas yang mudah rusak serta menyiapkan perlindungan bagi ternak agar pasokan pakan aman jika akses transportasi terganggu.

Sementara itu, nelayan dan pengguna jasa laut harus mematuhi arahan otoritas pelabuhan terkait larangan berlayar jika kondisi gelombang memburuk.

Halaman:

Tags

Terkini