HUKAMANEWS - Suasana duka masih menyelimuti rumah keluarga Prada Lucky Saputra Namo di Kupang.
Isak tangis pecah saat sang ayah, Sersan Mayor Christian Namo, mencium kening anaknya untuk terakhir kali sebelum peti jenazah ditutup.
Prada Lucky, prajurit muda TNI yang baru dua bulan bertugas, menghembuskan napas terakhir pada Rabu (6/8) lalu setelah sempat dirawat intensif di RSUD Nagekeo, NTT.
Dia disebut-sebut menjadi korban kekerasan dari beberapa seniornya hingga menderita luka parah.
Baca Juga: Gubernur Bobby Nasution Janjikan Perubahan Besar yang Bikin Sumut Makin Pede di Era Prabowo
Berita tersebut memantik simpati luas sekaligus amarah publik yang mendesak agar hukum ditegakkan tegas tanpa pilih kasih.
Di tengah tekanan masyarakat, anggota DPR RI Gavriel Putranto Novanto menyatakan siap mengawal kasus ini sampai ke meja sidang dewan.
Komitmen DPR Kawal Hingga Tuntas
Gavriel, anggota Komisi I DPR RI yang menangani urusan pertahanan, menekankan bahwa tindakan kekerasan di lingkungan militer tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun.
“Tidak ada pembenaran atas kekerasan. Jika terbukti bersalah, pelaku harus dihukum berat sesuai hukum militer dan hukum pidana umum,” ujarnya saat dihubungi dari Kupang, Sabtu (9/8).
Ia menegaskan TNI semestinya menjadi benteng rakyat, bukan malah menjadi tempat praktik kekerasan antar prajurit.
Menurutnya, kasus yang menimpa Prada Lucky adalah peringatan keras bahwa pembinaan prajurit muda perlu dievaluasi menyeluruh.
“Kita tidak ingin kejadian seperti ini terulang. Perlu evaluasi total agar budaya kekerasan ini benar-benar dihentikan,” tegasnya.
Lebih dari Sekadar Kasus Kekerasan
Gavriel menilai kematian Prada Lucky bukan sekadar peristiwa pidana biasa.