Namun yang menarik, lakban tersebut ditemukan masih dalam kondisi melekat dan tersisa "bonggol" atau ujung gulungan di sisi kiri leher Arya ketika jasadnya ditemukan.
Temuan ini memperkuat dugaan bahwa lakban dipakai pada saat korban sudah dalam kondisi tidak berdaya.
Hingga kini, polisi masih menunggu hasil lengkap dari uji forensik dan autopsi untuk menentukan penyebab pasti kematian Arya Daru.
Namun, salah satu kunci penting yang hingga kini masih misterius adalah keberadaan ponsel milik korban yang raib.
Eks Kabareskrim Polri, Ito Sumardi, menilai ponsel tersebut bisa menjadi kunci untuk mengungkap waktu kematian dan siapa yang terakhir kali berkomunikasi dengan Arya.
Baca Juga: Pupuk Palsu Beredar, Kerugian Ini Nyata Bagi Petani
Menurutnya, polisi perlu menelusuri kapan ponsel Arya terakhir aktif dan dengan siapa dia berkomunikasi sebelum ditemukan tak bernyawa.
Jika ponsel sengaja dimatikan oleh pelaku, maka besar kemungkinan ada upaya menghilangkan jejak.
Namun jika ponsel itu dimatikan oleh Arya sendiri, motif dan konteksnya tentu akan sangat berbeda.
Ito juga menekankan pentingnya autopsi dalam kasus ini, yang bisa memberikan gambaran soal dugaan kekerasan atau penyebab medis di balik kematian Arya.
Polisi pun disebut telah mengantongi sejumlah hasil forensik, meskipun belum dibuka ke publik secara menyeluruh.
Sebelumnya, diketahui bahwa pada malam sebelum kejadian, Arya sempat tidak bisa dihubungi oleh keluarganya.
Hal itu membuat istrinya merasa khawatir dan meminta penjaga kos untuk memeriksa kamar Arya.
Sayangnya, Arya sudah dalam keadaan tak bernyawa saat ditemukan.