HUKAMANEWS - Belakangan ini, modus penipuan yang berkedok layanan pelanggan atau customer service (CS) palsu semakin marak di dunia maya.
Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang dijebak dalam skema rekayasa sosial yang dirancang untuk menguras rekening secara diam-diam tanpa paksaan.
Sayangnya, celah seperti ini makin sering dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber yang tahu betul kapan dan bagaimana calon korban sedang lengah.
Kamu mungkin pernah mencari nomor CS bank, maskapai, atau layanan digital lainnya lewat internet, tapi justru tersambung ke kontak yang salah.
Baca Juga: Peringatan 200 Tahun Perang Jawa, Gen Z Harus Paham Taktik Pangeran Diponegoro Melawan VOC
Nah, inilah yang jadi celah berbahaya, di mana penipu sudah siap menyamar dan menjaring siapa saja yang kurang waspada.
Ketua Komite Tetap Kewaspadaan Keamanan Siber APTIKNAS, Alfons Tanujaya, menyebut penipuan dengan kedok CS palsu ini bukan hanya trik receh semata.
Menurutnya, sudah ada korban yang kehilangan puluhan juta rupiah akibat menghubungi nomor yang ternyata bukan dari perusahaan resmi.
"Nomor CS palsu sengaja ditebarkan di berbagai situs yang mudah ditemukan lewat pencarian Google. Kalau kamu asal klik dan langsung percaya, bisa jadi korban berikutnya," ujar Alfons dalam keterangannya, Minggu (20/7).
Modus yang dipakai pun semakin canggih.
Baca Juga: Serakahnomics Jadi Tren di Indonesia Kini, Prabowo Siap Sikat Habis, Tunggu Tanggal Mainnya
Setelah korban menelepon, biasanya mereka akan diarahkan ke situs palsu dengan tampilan mirip situs resmi.
Layanan yang ditawarkan pun cukup meyakinkan, seperti refund dana, check-in online, atau perubahan jadwal penerbangan.
Namun di balik itu, korban akan diminta mengisi data sensitif seperti nama akun, PIN, hingga one-time password (OTP).
Inilah momen krusial yang dimanfaatkan penjahat siber.