Aksi pertama datang dari Dewan Pimpinan Daerah Relawan Perjuangan Demokrasi (DPD REPDEM) DKI Jakarta.
Sekitar 300 orang dari kelompok ini mulai berorasi sejak pukul 08.00 WIB di sisi kanan gedung PN Jakarta Pusat.
Mereka menyuarakan agar sidang Hasto dihentikan karena dianggap bermuatan politis dan mengancam integritas demokrasi.
Tak lama berselang, pukul 09.00 WIB, giliran Aliansi Mahasiswa Peduli Demokrasi turun ke jalan.
Berjumlah sekitar 100 orang, massa ini menempati sisi kiri depan gedung pengadilan.
Mereka menyuarakan dukungan terhadap proses hukum dan meminta hakim menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya.
Lalu pada pukul 10.00 WIB, Koalisi Rakyat Menggugat Demokrasi menambah riuh suasana.
Dengan kekuatan massa sekitar 300 orang, mereka menyampaikan tuntutan agar Hasto dibebaskan dan demokrasi Indonesia diselamatkan dari tekanan politik.
Total ada tiga kelompok aksi yang menyuarakan aspirasi berbeda, menggambarkan betapa polarisasi opini publik terhadap kasus ini semakin menguat.
Susatyo pun mengingatkan semua pihak agar tetap menjaga ketertiban selama aksi berlangsung.
“Kami ingatkan para orator agar tidak memprovokasi massa lainnya. Aksi ini harus tertib, tidak merusak fasilitas umum, tidak membakar ban, dan tidak melawan petugas,” tegasnya.
Selain fokus pada pengamanan, aparat kepolisian juga memberi imbauan kepada masyarakat yang beraktivitas di sekitar kawasan pengadilan.
Untuk menghindari potensi kemacetan, warga diminta menjauh dari area PN Jakarta Pusat selama sidang dan aksi berlangsung.
Baca Juga: Warga Tangsel Siap-Siap, MRT Jakarta Segera Tembus Kotamu Tanpa Modal dari Pemerintah!