HUKAMANEWS - Kematian mendadak seorang diplomat muda dari Kementerian Luar Negeri di sebuah kamar indekos kawasan Menteng mengejutkan publik dan langsung memicu sorotan luas dari media.
Bukan semata karena jabatan korban sebagai diplomat, tapi juga karena kondisi jenazah yang janggal: kepala terbungkus lakban dan tubuh terselimut rapat.
Ruangan tempat korban ditemukan terkunci dari dalam, tanpa jejak kekerasan maupun barang-barang yang hilang di lokasi.
Dalam penyelidikan awal, polisi menyinggung satu kemungkinan yang tidak banyak diketahui publik, yaitu dugaan praktik Asfiksia Auto Erotik yang berujung maut.
Meskipun topik ini tergolong sensitif, penting bagi publik untuk memahami fakta medis dan forensik di baliknya agar tidak terbawa spekulasi tanpa dasar.
Kamu juga perlu tahu bahwa praktik ini telah lama menjadi objek studi di bidang kriminologi dan forensik karena kerap disalahpahami sebagai bunuh diri atau bahkan pembunuhan.
Apa Itu Asfiksia Auto Erotik?
Asfiksia Auto Erotik adalah sebuah tindakan di mana seseorang secara sengaja mengurangi pasokan oksigen ke otak saat melakukan aktivitas seksual demi meningkatkan sensasi kenikmatan.
Biasanya dilakukan dengan cara menekan leher menggunakan tali, lakban, atau alat lain yang menyebabkan hipoksia, yaitu kondisi kekurangan oksigen.
Dalam kondisi ini, otak melepaskan sejumlah besar dopamin dan endorfin yang menciptakan efek euforia intens.
Namun, praktik ini sangat berbahaya.
Alih-alih mencapai kepuasan seksual yang lebih tinggi, kehilangan kontrol dalam sekejap bisa menyebabkan kematian mendadak.