HUKAMANEWS - Kasus korupsi yang kembali mencuat di Sumatera Utara memperlihatkan wajah buram pembangunan di daerah tersebut.
Bukannya mempercepat perbaikan jalan dan fasilitas umum, anggaran negara justru disalahgunakan oleh pejabat di lingkaran kekuasaan.
Temuan uang miliaran rupiah di rumah pejabat tinggi Pemprov Sumut makin memperkuat dugaan bahwa proyek-proyek pembangunan hanya dijadikan ladang bancakan.
Salah satu sosok kunci dalam pusaran kasus ini ternyata adalah orang dekat Gubernur Sumut, Bobby Nasution, yang juga menantu Presiden RI ke-7, Joko Widodo.
Fakta ini pun semakin membuka mata publik soal pentingnya pengawasan ketat terhadap pengelolaan dana infrastruktur di daerah.
Berikut ini rangkuman lengkap temuan dan fakta terbaru dari pengusutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan suap proyek jalan di Sumut.
Komisi Pemberantasan Korupsi berhasil mengamankan uang tunai sebesar Rp2,8 miliar saat menggeledah rumah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sumatera Utara, Topan Obaja Putra Ginting.
Penggeledahan ini dilakukan sebagai bagian dari penyidikan kasus dugaan suap dalam proyek pembangunan jalan di lingkungan Dinas PUPR Pemprov Sumut dan Satuan Kerja Pembangunan Jalan Nasional (PJN) Wilayah I Sumut.
Jurubicara KPK, Budi Prasetyo, menyampaikan bahwa temuan uang tersebut menjadi bukti kuat atas informasi yang selama ini berkembang mengenai buruknya kualitas infrastruktur di Sumut yang disebabkan oleh praktik korupsi.
Menurut Budi, dana yang seharusnya digunakan untuk membangun jalan justru dipotong untuk keuntungan pribadi sejumlah pejabat.
Ia juga menjelaskan bahwa sebagian uang yang disita merupakan sisa dari dana yang sebelumnya telah dibagikan kepada pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam korupsi.
“Dari OTT, uang Rp200 juta sudah sempat didistribusikan. Ini mengonfirmasi adanya distribusi dana suap dari proyek-proyek tersebut,” ungkapnya.
Kasus ini bukan hanya mencoreng reputasi pemerintah daerah, tetapi juga menyiratkan potensi korupsi yang lebih luas di proyek-proyek lainnya.