Hal ini senada dengan pernyataan Nadiem beberapa waktu lalu dalam konferensi pers, bahwa dirinya berkomitmen menjaga transparansi dan kepercayaan publik terhadap reformasi pendidikan yang telah ia rintis.
Kini, bola panas berada di tangan Kejaksaan Agung.
Publik menanti langkah konkret yang tidak hanya menyasar pelaksana teknis, tapi juga pembuat kebijakan.
Apakah pemeriksaan ini akan jadi awal dari pengusutan lebih dalam terhadap keputusan strategis di balik proyek Chromebook?
Atau justru berhenti di permukaan?***