nasional

Viral Perubahan Wajah Jokowi dan Tuduhan Penyakit langka Sindrom Stevens-Johnson, Beneran atau Cuma Efek Kelelahan?

Minggu, 22 Juni 2025 | 08:00 WIB
Viral klaim Jokowi sakit langka dan disebut penuhi syarat jadi nabi, ini klarifikasi langsung dari Jokowi dan PSI. (HukamaNews.com / Net)

Bila tidak ditangani secara intensif, sindrom ini dapat memicu komplikasi berbahaya.

Penyebabnya bisa berasal dari konsumsi obat asam urat, antibiotik, antivirus, antikejang, dan obat pereda nyeri. Pada anak-anak, infeksi virus lebih sering menjadi penyebab.

Meski begitu, hingga kini belum ada bukti medis yang mendukung klaim bahwa Jokowi benar-benar mengidap kondisi ini.

Spekulasi Lain: Autoimun dan Perubahan Wajah Jokowi

Dalam video yang viral, Jokowi tampak memiliki bercak hitam di wajah dan leher, serta tampak mengalami kerontokan rambut pada bagian dahi hingga belakang kepala.

Baca Juga: KPK Siap Buka 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah di Jawa Timur, Khofifah Ditunggu Kedatangannya Dari China

Dugaan pun mengarah ke penyakit autoimun, yang ditandai dengan sistem imun menyerang sel tubuh yang sehat.

Beberapa jenis autoimun bisa menyebabkan gejala seperti bercak melasma, rambut rontok parah, kelelahan, dan nyeri otot.

Namun, seperti halnya dengan tuduhan Sindrom Stevens-Johnson, klaim mengenai kondisi autoimun ini juga belum mendapat konfirmasi resmi dari pihak medis yang berwenang.

Jokowi Disorot Lagi Gara-gara Disebut “Penuhi Syarat Jadi Nabi”

Tak hanya soal kesehatan, Jokowi juga kembali terseret dalam kontroversi yang tidak kalah sensasional.

Pernyataan viral datang dari akun X milik Dedy Nur Palakka, Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi PSI Bali, yang menyebut bahwa Jokowi memenuhi syarat menjadi nabi.

Cuitan itu langsung menuai kegaduhan karena menyentuh ranah sensitif, yakni kepercayaan agama.

Baca Juga: Densus 88 Gerak Cepat! Ancaman Bom Paksa Saudi Airlines Mendarat Darurat, 376 Nyawa Penumpang Diselamatkan

Namun Dedy mengklarifikasi, istilah “nabi” digunakan secara simbolik untuk menggambarkan tokoh perubahan, bukan dalam makna literal penerima wahyu.

Halaman:

Tags

Terkini