Selama tiga tahun, Rudi bahkan sempat menjabat sebagai widyaiswara di Sespim Lemdiklat Polri sebelum akhirnya naik posisi menjadi Kasespim di akhir 2024.
Baru pada pertengahan 2025, dia dipercaya memimpin Polda NTT.
Kedekatan Rudi Darmoko dengan Prabowo Subianto dinilai menjadi salah satu keunggulan tersendiri.
Ayahnya, Letkol Inf (Purn) Jumadi, merupakan purnawirawan TNI yang pernah bertugas di satuan elit Kopassus, tempat Prabowo mengawali karier militernya.
Ikatan historis ini menjadi modal politik dan kepercayaan yang tidak dimiliki kandidat lain.
Menurut Selamat Ginting, faktor-faktor ini bisa menjadi pembeda Rudi Darmoko dari para kandidat lain, termasuk para senior dan teman seangkatannya.
Lebih jauh, wacana pergantian Kapolri ini diyakini sebagai langkah awal dari upaya Prabowo dalam mereformasi institusi Polri secara lebih menyeluruh.
Selama satu dekade terakhir, citra Polri dinilai terpuruk karena dianggap terlalu terlibat dalam politik praktis dan kekuasaan.
Tak sedikit publik yang menyebut Polri telah menjelma menjadi semacam partai politik tak resmi yang dijuluki "partai cokelat".
Isu ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi calon Kapolri baru, yang dituntut untuk mengembalikan netralitas dan profesionalisme Polri sebagai penegak hukum.
Jika benar Prabowo menunjuk Rudi Darmoko, maka ini bisa menjadi langkah awal pemulihan institusional yang sangat penting di awal masa pemerintahannya.
Dalam konteks rekam jejak, Irjen Rudi Darmoko pernah menjabat di berbagai posisi strategis.
Mulai dari Karo SDM Polda Kalsel, Karo SDM Polda Jateng, hingga Karo SDM Polda Metro Jaya.