Ia mengatakan, “Saya itu menjadi seorang Islam dan pendakwah bukan menjadi cita-cita saya sejak kecil.”
Perjalanan spiritual yang dilaluinya mengubah arah hidupnya secara total.
Setelah resmi menjadi mualaf, Yahya tidak hanya menjalankan keyakinannya sendiri, tapi juga mengajak istri dan anak-anaknya mengikuti jejak hijrahnya.
Ia memberi pilihan tegas, bahwa jika keluarganya tidak mau ikut, maka mereka harus berpisah. Untungnya, keluarganya akhirnya ikut memeluk Islam bersamanya.
Kisah hijrah dan meninggalnya ustaz Yahya Waloni menjadi cerita penuh makna yang mengingatkan tentang kekuatan keyakinan dan perjuangan pribadi dalam mencari jalan spiritual.
Perjalanan Yahya Waloni tidak hanya soal perubahan agama, tapi juga refleksi atas keberanian menghadapi tantangan sosial dan keagamaan.
Kisah ini menawarkan perspektif yang lebih dalam tentang proses hijrah, yang seringkali penuh liku dan tidak mudah diceritakan secara terbuka.
Kisah ini tentu akan terus menjadi inspirasi bagi banyak orang yang sedang mencari makna dalam perjalanan spiritual mereka.***