HUKAMANEWS - Meninggalnya ustaz Yahya Waloni menyimpan banyak kisah menarik, terutama soal perjalanan hijrahnya yang belum banyak diketahui publik.
Keputusannya memeluk Islam sebagai mualaf menjadi titik balik penting dalam hidupnya.
Namun, Yahya Waloni tidak pernah mengungkapkan secara rinci kapan tepatnya ia resmi memeluk agama Islam.
Dalam sebuah podcast bersama Rhoma Irama, ustaz Yahya pernah bercerita bahwa prosesnya terjadi pada bulan Ramadan.
Ia mengungkapkan, “Saya masuk Islam atau mualaf itu pada bulan Ramadan tepatnya di 17 Ramadan, dan 18 Ramadan saya bersyahadat atau diislamkan.”
Namun, kisah di balik pengucapan syahadatnya ini jauh dari kata mudah.
Saat itu, Yahya sempat kesulitan mencari orang yang bersedia mengislamkannya.
Ia mencoba meminta bantuan Haji Hamid Butu Doka dari Departemen Agama Toli-Toli, tetapi ia menolak.
Begitu pula dengan pengurus KUA setempat yang juga menghindar. Meski begitu, keinginan Yahya untuk memeluk Islam tidak pernah surut.
Sampai akhirnya, ia bertemu dengan KH Komarun Mustofa, seorang tokoh agama yang merupakan alumni Pesantren Tebu Ireng.
KH Komarun Mustofa mengaku pernah bermimpi didatangi seseorang bertubuh besar, yang ternyata adalah Yahya.
Pertemuan itu menjadi momen penting, karena KH Komarun yang kemudian mengislamkan Yahya Waloni pada tanggal 18 Ramadan di Toli-Toli.
Yahya menegaskan bahwa keputusan menjadi seorang Muslim bukanlah hasil paksaan, melainkan sebuah keyakinan yang tumbuh dalam dirinya.