Mereka menilai bahwa isu yang muncul bersifat sementara dan tidak akan berdampak permanen terhadap fundamental bisnis GOTO.
Beberapa analis pasar memandang aksi akumulasi saham ini sebagai manuver jangka panjang yang memperhitungkan daya tahan perusahaan terhadap tekanan eksternal.
Namun, ada juga pandangan yang lebih hati-hati.
Jika tuntutan para pengemudi tidak segera direspons, potensi gangguan operasional bisa meningkat.
Baca Juga: Aplikasi Ojol Dimatikan Seharian! Ini Alasan Ribuan Driver Turun ke Jalan Tuntut Balik 'Hak' Mereka
Ini bukan sekadar soal pendapatan jangka pendek, tetapi menyangkut reputasi perusahaan di mata publik dan mitra utamanya.
Pihak manajemen GOTO sendiri menegaskan bahwa potongan komisi 20 persen yang saat ini berlaku masih sesuai dengan regulasi.
Komisi itu disebut sebagai bagian dari strategi untuk menjaga kualitas layanan dan mendukung kesejahteraan mitra dalam jangka panjang.
Namun, dari sudut pandang para driver, kebijakan ini dinilai terlalu membebani di tengah naiknya biaya operasional harian.
Situasi ini mencerminkan dinamika relasi yang kompleks antara perusahaan teknologi dan para mitra pengemudinya.
Baca Juga: Gak Semua Ojol Demo Hari Ini, Ternyata Dua Komunitas Ini Pilih Tetap Narik demi Uang Makan
Di satu sisi, perusahaan harus menjaga keberlanjutan bisnis dan inovasi layanan.
Di sisi lain, kepuasan mitra sebagai ujung tombak di lapangan juga tidak bisa dikesampingkan.
Investor yang mencermati kondisi ini akan menjadikan respons GOTO terhadap tuntutan mitra sebagai parameter utama dalam menilai prospek jangka panjang perusahaan.
Jika perusahaan mampu meredam gejolak dan membangun komunikasi yang sehat, kepercayaan pasar akan tetap terjaga.