HUKAMANEWS - Jangan harap harga kelapa akan segera kembali normal. Bahkan kualitasnya justru semakin merugikan baik bagi konsumen maupun pedagang didalam negeri
Dari penuturan sejumlah pedagang di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, kondisi miris terjadi karena kelapa terbaik sudah lebih dulu dikirim ke luar negeri, sementara pasar lokal hanya kebagian "sisa sortir" yang cepat busuk dan sulit disimpan lama.
Sampai hari ini, Senin 19 Mei 2025 kelapa parut dijual dengan harga Rp17.000 hingga Rp20.000 per butir. Padahal, harga normalnya hanya berkisar Rp10.000 hingga Rp13.000 per butir.
"Iya, masih mahal. Yang kecil Rp17.000 per butir, yang besar Rp20.000 per butir. Nggak bisa balik kayak dulu Rp10.000 per butir, karena modalnya sudah jauh di atas Rp10.000 per butir," jelas Fauzan pedagang setempat
Ia pun membeberkan, harga modal kelapa ukuran kecil yang ia beli kini sudah Rp14.000 per butir, sedangkan yang besar Rp15.000 per butir. Angka itu belum termasuk ongkos tenaga angkut.
"Sekarang kelapa yang bagus-bagus dikirim ekspor ke China. Sisanya yang nggak lolos kesortir baru ke kita. Jadi ketahanannya kurang, karena kelapanya kurang bagus. Makanya saya nggak berani ambil resiko ambil 500 butir lagi," bebernya.
Baca Juga: PPATK Blokir Ribuan Rekening Dormant, Ini Alasan dan Cara Mengaktifkannya Kembali
Jika dalam kondisi normal biasanya dia mengambil 500 butir langsung dari Lampung, daerah asal produksi kelapa. Tapi karena kualitas yang makin buruk, kini ia hanya berani mengambil 200-300 butir.
Menurutnya, selama ekspor kelapa ke luar negeri masih terus berjalan, harga kelapa di dalam negeri sulit turun.
"Barangnya dikirim ke sana semua, banyakan ke China. Ke kita cuma sisa-sisa dan itupun berebutan," ungkap Ali.
Dengan kondisi ini, para pedagang pun berharap ada kebijakan yang berpihak pada pasar domestik.
Artikel Terkait
Kitchen Ware Berbahan Kayu Bermain Aman di Pasar Ekspor India, China, dan Malaysia
Kinerja Ekspor Jawa Tengah Membaik, Pasar Asia Pasifik Terbuka Lebar
Amerika Serikat Dominasi Pasar Ekspor Non Migas Jawa Tengah, Februari 2025 Naik
Efek Tarif Impor AS Bikin Panas! Ekspor Anjlok, PHK Masal Makin Jadi di Pabrik-Pabrik Indonesia
Ketika Harga Beras Masih Naik Turun, Yakin Indonesia Mau Ekspor Beras?