nasional

Ribuan Driver Ojol Demo, Tapi Saham GOTO Malah Naik Tajam! Kenapa Investor Malah Serbu Saham Ini?

Selasa, 20 Mei 2025 | 15:30 WIB
Aksi 205 ribuan driver ojol demo besar-besaran, saham GOTO justru menguat. Ini analisis dan potensi risikonya. (hukamaNews.com / Net)

HUKAMANEWS - Aksi unjuk rasa besar-besaran yang dilakukan oleh ribuan pengemudi ojek online (ojol) pada Selasa, 20 Mei 2025, mengundang perhatian luas, bukan hanya dari publik, tapi juga dari pelaku pasar modal.

Di tengah derasnya tuntutan terhadap perusahaan aplikasi transportasi daring, pergerakan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) justru mencuri perhatian.

Demo yang dikenal dengan nama "Aksi 205" ini digelar serentak di berbagai kota besar di Indonesia dan menyoroti isu kesejahteraan mitra pengemudi.

Ribuan driver turun ke jalan menuntut revisi sistem tarif dan penetapan batas potongan maksimal dari pendapatan mereka.

Baca Juga: Viral Grup Fantasi Sedarah! MUI dan Kemenag Bongkar Bahaya Hubungan Inses yang Bikin Ngeri dari Segi Medis dan Sosial

Namun menariknya, alih-alih melemah, saham GOTO justru menunjukkan performa positif di tengah guncangan sosial ini.

Kamu mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa demo yang menekan reputasi perusahaan justru membuat sahamnya menguat?

Fenomena ini memperlihatkan bahwa di balik gejolak yang tampak di permukaan, ada pergerakan strategis dari para investor yang tidak bisa diabaikan.

Demo ojol dimulai sejak pukul 13.00 WIB dengan titik kumpul utama di Jakarta, seperti depan Kementerian Perhubungan, Istana Merdeka, dan Gedung DPR/MPR.

Aksi ini juga berlangsung di 14 kota lain seperti Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya.

Baca Juga: Ojol Mogok Massal Se-Indonesia Hari Ini Tuntut Potongan Aplikasi meski Aplikator Klaim Tak Langgar Aturan

Para pengemudi menyuarakan lima tuntutan penting, mulai dari pemangkasan potongan komisi hingga revisi sistem tarif yang dinilai merugikan mereka secara sepihak.

Di tengah gelombang protes itu, saham GOTO malah bergerak naik 2,82 persen ke level Rp73 per saham.

Volume transaksi mencapai 751 juta saham dengan nilai mencapai Rp54 miliar.

Kondisi ini menjadi sinyal bahwa para pemborong saham, terutama investor institusi, melihat peluang emas saat sentimen negatif tengah memuncak.

Halaman:

Tags

Terkini