Ketika figur yang seharusnya menjadi simbol pemberantasan justru diduga menjadi pelanggar, publik patut bertanya: sejauh mana reformasi di tubuh KPK telah melenceng?
Kini, semua mata tertuju pada langkah KPK berikutnya.
Apakah mereka berani menuntaskan kasus Firli Bahuri secara tuntas, atau justru terjebak dalam pusaran politisasi hukum?
Waktu akan menjawab. Namun satu hal pasti: keadilan tak boleh berhenti di tengah jalan.***