HUKAMANEWS - Pemilihan paus baru selalu menjadi perhatian dunia, bukan hanya karena perannya sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik, tetapi juga karena berbagai simbol dan tradisi yang menyertainya.
Salah satu momen yang selalu mencuri perhatian adalah saat paus baru memperkenalkan dirinya kepada umat dari balkon Basilika Santo Petrus.
Tepat setelah terpilih dalam ritual konklaf, paus baru akan menyampaikan sapaan perdananya, disertai pengumuman nama baru yang ia pilih.
Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa paus harus mengganti nama?
Padahal, di dunia modern, mengganti nama bukan hal biasa, apalagi dalam momen sepenting ini.
Ternyata, keputusan ini bukan sekadar formalitas, melainkan tradisi panjang yang sarat makna historis dan simbolis.
Vatikan sendiri sudah bersiap menggelar konklaf pada 7 Mei 2025, untuk memilih pengganti mendiang Paus Fransiskus.
Dalam prosesnya, para kardinal akan berkumpul di Kapel Sistina dan melakukan pemungutan suara tertutup.
Begitu suara mayoritas tercapai, satu nama akan ditetapkan sebagai paus baru.
Setelah itu, sang paus akan ditanya dua hal: apakah ia menerima tugas itu, dan nama apa yang ingin ia gunakan.
Baca Juga: Ribuan Umat dan 164 Kepala Negara Hadiri Misa Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan
Asal Usul Tradisi Penggantian Nama Paus
Tradisi mengganti nama sebenarnya sudah berlangsung selama lebih dari seribu tahun.
Awalnya, nama-nama paus memang tidak berbeda dari nama lahir mereka.