Di Bandara Ngurah Rai, operasional tetap berjalan menggunakan generator, sehingga jadwal penerbangan tidak terganggu.
PLN bergerak cepat dengan mengerahkan tim teknis untuk menangani pemulihan sistem.
Sekitar dua jam setelah pemadaman, 50 persen wilayah Bali mulai kembali mendapatkan aliran listrik.
Prioritas utama diberikan pada rumah sakit, bandara, dan pusat pemerintahan demi menjaga stabilitas layanan publik.
Hingga malam hari, proses pemulihan terus dilakukan secara bertahap. Pihak PLN menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan berjanji akan memperkuat sistem kelistrikan agar kejadian serupa tidak terulang.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bahwa ketahanan energi adalah fondasi utama bagi kelangsungan aktivitas di era modern.
Gangguan pada satu titik dapat berdampak luas dan berantai. Oleh karena itu, evaluasi menyeluruh terhadap sistem kelistrikan, terutama jalur distribusi bawah laut, menjadi kebutuhan mendesak.
Langkah preventif dan peningkatan infrastruktur harus menjadi prioritas ke depan, mengingat Bali merupakan destinasi wisata utama yang sangat bergantung pada kestabilan layanan publik.
Kejadian di 2 Mei 2025 tidak hanya menciptakan kegelapan secara fisik, tetapi juga menyinari betapa rentannya ketergantungan kita terhadap pasokan energi.
Baca Juga: Siapa Kelompok Anarko, Hingga Bebas Membuat Kericuhan Saat Demo Hari Buruh Sedunia di Kota Semarang
Semoga momentum ini jadi pelajaran untuk menghadirkan solusi jangka panjang demi keamanan dan kenyamanan masyarakat Bali serta seluruh sektor yang bergantung padanya.***