Pengamat Sebut Pidato Prabowo Membawa Nafas Baru bagi Gerakan Buruh

photo author
- Jumat, 2 Mei 2025 | 12:15 WIB
Presiden Prabowo Subianto saat memberikan pidato di acara Hari Buruh Internasional 1 Mei 2025, di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Presiden Prabowo Subianto saat memberikan pidato di acara Hari Buruh Internasional 1 Mei 2025, di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

HUKAMANEWS  — Presiden terpilih Prabowo Subianto menyuarakan komitmennya untuk memperjuangkan harkat dan kesejahteraan kaum buruh dalam pidatonya pada peringatan Hari Buruh Internasional di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Rabu (1/5/2025). Di hadapan sekitar 200 ribu buruh yang memadati area Monas, Prabowo tidak hanya menyampaikan janji kebijakan, tetapi juga mengangkat kembali identitas dan martabat kaum buruh yang selama ini dianggap semakin luntur dalam sistem sosial-ekonomi Indonesia.

“Saya menyebut kalian kaum buruh, bukan sekadar pekerja,” tegas Prabowo dalam pidatonya. “Karena kalian bukan hanya individu, tetapi bagian dari kekuatan bangsa yang punya jiwa dan idealisme.”

Pidato itu disambut antusias massa buruh yang hadir dari berbagai wilayah. Di tengah sorak-sorai, Prabowo bahkan mengucapkan sumpah akan terus bersama kaum buruh dan rakyat miskin, sekalipun harus menghadapi ancaman dari kekuatan-kekuatan yang selama ini menguasai kekayaan negara.

“Saya bersumpah atas nama Allah SWT, saya akan berdiri bersama buruh sampai saya mati,” ucap Prabowo, yang menutup pidatonya dengan pekikan “Hidup Buruh!”

Baca Juga: Hercules Minta Maaf ke Sutiyoso, Tapi Malah Sentil Balik Gatot, Aku Salah Apa Sampai Dibilang Kurang Ajar?

Mengembalikan Peran Historis Buruh

Menurut Dr. Syahganda Nainggolan, Doktor Bidang Kesejahteraan Buruh, pidato Prabowo di Monas bukan sekadar retorika politik, tetapi menandai kebangkitan kembali kaum buruh sebagai entitas sosial yang telah lama tercerai-berai.

“Selama dua dekade terakhir, istilah 'buruh' telah digantikan dengan 'pekerja', sebuah istilah netral yang menghilangkan semangat kolektif. Tapi Prabowo menghidupkan kembali semangat itu. Di depan Prabowo, buruh kembali menjadi kaum, bukan sekadar individu pencari nafkah,” ujar Syahganda dalam keterangannya.

Ia menilai, pidato Prabowo yang menyentuh akar persoalan struktural buruh, mulai dari ketimpangan kesejahteraan hingga eksploitasi sumber daya oleh elite, mencerminkan pemahaman mendalam atas sejarah dan realitas ekonomi nasional.

“Prabowo bukan hanya menyebut buruh, tapi juga menyebutkan bandit-bandit yang merampok kekayaan alam. Itu sangat relevan dengan penderitaan buruh hari ini,” tambah Syahganda.

Baca Juga: Pertamina Turunkan Harga BBM Nonsubsidi per 1 Mei 2025, Ini Daftar Lengkapnya

Dua Strategi Utama untuk Buruh

Prabowo memaparkan dua strategi ekonomi untuk mendorong kesejahteraan buruh. Pertama, meningkatkan upah dan memperkecil pajak penghasilan buruh guna memperkuat daya beli. Ia menyebut, peningkatan konsumsi rumah tangga akibat naiknya upah akan menggerakkan ekonomi nasional, termasuk industri dan sektor usaha.

Kedua, memperluas jaminan sosial dan bantuan sosial dengan sistem yang tepat sasaran. Ia menekankan pentingnya distribusi bantuan yang adil agar tidak menjadi beban fiskal yang sia-sia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X