Ada satu hal yang cukup menarik dalam pernyataan Dasco.
Ia menyebut Megawati dan Prabowo saling bertukar pikiran dan pengalaman, terutama dalam menghadapi krisis global.
Megawati, sebagai Presiden kelima RI, memang pernah memimpin negara di masa transisi yang tak mudah.
Pengalaman itulah yang mungkin dianggap berharga oleh Prabowo dalam menyambut masa jabatannya sebagai presiden ke-8 nanti.
Bukan tidak mungkin, Megawati kini tengah memainkan peran sebagai mentor politik yang ikut membentuk narasi besar pemerintahan ke depan.
Baca Juga: Reshuffle Kabinet dan Ujian Kredibilitas Pemerintahan Prabowo
Lalu, di mana peran Jokowi dalam diskusi masa depan ini?
Ketidakhadiran Jokowi dalam pertemuan ini jelas menimbulkan banyak pertanyaan.
Apalagi, selama masa kampanye dan Pilpres, Jokowi terlihat cukup aktif mendorong pasangan Prabowo-Gibran hingga akhirnya menang.
Namun dalam pertemuan antara Prabowo dan Megawati yang berlangsung akrab ini, Jokowi seolah tak mendapat tempat.
Apakah ini pertanda bahwa hubungan Jokowi dan Megawati belum juga mencair pasca dinamika Pilpres?
Ataukah Megawati kini lebih memilih merapat ke Prabowo ketimbang menyambung komunikasi politik dengan Presiden petahana?
Meski tak ada pernyataan resmi soal ini, dinamika seperti ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja.
Jika memang benar Jokowi ‘ditinggal’ dari pembicaraan masa depan politik, maka ini bisa jadi babak baru dalam peta kekuasaan nasional.