nasional

Nilai Tukar Rupiah Anjlok Drastis! Apakah Indonesia Menghadapi Krisis Baru?

Kamis, 27 Maret 2025 | 20:00 WIB
Rupiah anjlok akibat faktor global dan domestik. Bagaimana dampaknya bagi ekonomi? Baca ulasannya di sini! (HukamaNews.com/ Net)

Ini bisa berdampak pada kenaikan harga produk di pasar domestik, sehingga berpotensi menghambat pertumbuhan sektor industri.

Peran Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Rupiah

Bank Indonesia (BI) memiliki peran krusial dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Salah satu cara yang sering dilakukan adalah dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing menggunakan cadangan devisa.

Namun, intervensi ini memiliki keterbatasan. Jika cadangan devisa terus digunakan untuk menstabilkan kurs, lama-kelamaan cadangan ini bisa menipis dan efektivitasnya berkurang.

“Bank Indonesia bisa melakukan intervensi dengan menggunakan cadangan devisa, tetapi ini bukan solusi jangka panjang. Yang lebih penting adalah bagaimana pemerintah bisa mengembalikan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia,” jelas seorang ahli ekonomi.

Apakah Krisis 1998 Akan Terulang?

Dengan kondisi rupiah yang terus melemah, banyak pihak mulai khawatir akan terulangnya krisis moneter 1998.

Namun, beberapa ekonom menilai bahwa situasi saat ini berbeda dengan yang terjadi 26 tahun lalu.

“Pada tahun 1998, krisis lebih banyak disebabkan oleh faktor politik yang tidak stabil, selain juga sistem ekonomi yang saat itu masih sangat rentan. Saat ini, faktor global dan domestik berperan hampir seimbang dalam tekanan terhadap rupiah,” ungkap Riefky.

Meskipun demikian, risiko tetap ada jika pelemahan rupiah tidak segera ditangani dengan kebijakan yang tepat.

Pemerintah dan Bank Indonesia harus bekerja sama untuk mengembalikan stabilitas ekonomi serta meningkatkan kepercayaan investor.

Pelemahan nilai tukar rupiah merupakan fenomena yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik eksternal maupun internal.

Perang dagang global, ketidakpastian politik dalam negeri, dan arus modal keluar menjadi kombinasi yang membuat rupiah terus tertekan.

Meski situasi saat ini berbeda dengan krisis 1998, Indonesia tetap perlu waspada.

Halaman:

Tags

Terkini