Faktor Domestik: Ketidakpastian Politik dan Stabilitas Investasi
Selain faktor global, ketidakpastian di dalam negeri juga berperan besar dalam depresiasi rupiah.
Stabilitas politik dan kepastian hukum merupakan dua faktor utama yang dipertimbangkan investor sebelum menanamkan modalnya di suatu negara.
Dalam beberapa bulan terakhir, muncul berbagai aksi demonstrasi dan gejolak politik yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar.
“Banyaknya berita negatif, mulai dari aksi unjuk rasa hingga kebijakan yang tidak jelas, membuat investor merasa kurang aman untuk menanamkan modalnya di Indonesia,” tambah Riefky.
Baca Juga: Hasto Kristiyanto Buka Suara! Benarkah PDIP Terlibat dalam Kasus Harun Masiku? Cek Faktanya di Sini!
Situasi ini memicu arus modal keluar (capital outflow), yang semakin memperlemah nilai tukar rupiah.
Dengan demikian, baik faktor global maupun domestik memiliki peran yang signifikan dalam tekanan terhadap mata uang nasional.
Dampak Melemahnya Rupiah terhadap Perekonomian
Jika tren pelemahan rupiah terus berlanjut, dampaknya bisa dirasakan di berbagai sektor. Salah satu yang paling terdampak adalah harga barang impor.
Barang yang didatangkan dari luar negeri akan menjadi lebih mahal, sehingga meningkatkan inflasi.
Jika daya beli masyarakat menurun akibat kenaikan harga ini, maka pertumbuhan ekonomi nasional juga akan terpengaruh.
“Jika depresiasi rupiah berlangsung lama, harga barang impor akan naik, yang pada akhirnya bisa memicu inflasi. Ini bisa menekan daya beli masyarakat dan memperlambat pertumbuhan ekonomi,” kata Riefky.
Selain itu, biaya produksi bagi perusahaan yang bergantung pada bahan baku impor juga akan meningkat.