Mereka menginginkan kejelasan terkait besaran bonus dan mekanisme penghitungannya.
Pakar ketenagakerjaan menilai kebijakan ini sebagai langkah positif dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja digital.
Namun, efektivitasnya bergantung pada implementasi dan pengawasan yang ketat.
Pemberian bonus Hari Raya bagi pengemudi dan kurir online juga mencerminkan tren global dalam meningkatkan perlindungan bagi pekerja gig economy.
Banyak negara mulai mengadopsi kebijakan yang lebih berpihak pada kesejahteraan tenaga kerja fleksibel.
Langkah ini juga dapat meningkatkan loyalitas pengemudi dan kurir terhadap platform yang mereka gunakan.
Dengan adanya insentif seperti bonus, diharapkan tingkat kepuasan dan produktivitas pekerja dapat meningkat.
Namun, pertanyaan besar masih tersisa: sejauh mana perusahaan akan patuh terhadap imbauan ini?
Baca Juga: THR Grab 2025 Resmi Diumumkan! Ini Kriteria Driver yang Berhak Dapat Bonus
Tanpa regulasi yang mengikat, kebijakan ini bisa jadi hanya sebatas wacana tanpa realisasi yang jelas.
Pemerintah diharapkan tidak hanya mengeluarkan surat edaran, tetapi juga menyiapkan mekanisme pengawasan.
Transparansi dalam implementasi kebijakan ini menjadi kunci keberhasilannya di lapangan.
Dengan jumlah pengemudi dan kurir online yang terus bertambah, kebijakan seperti ini bisa menjadi awal dari regulasi yang lebih komprehensif.
Perlindungan terhadap pekerja sektor informal menjadi isu yang semakin relevan di era digital.