Padahal, keseimbangan nutrisi sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
Jika setiap hari hanya mendapat menu yang sama, risiko kekurangan zat gizi tertentu bisa meningkat.
"Kalau setiap hari hanya nasi, telur, dan sayur, di mana sumber protein hewani yang lebih bervariasi? Di mana buah-buahan yang seharusnya juga penting bagi anak-anak?" tambah dr. Tan.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun menu bisa disusun dengan anggaran minim, dampaknya terhadap kualitas gizi anak tetap menjadi tanda tanya besar.
Baca Juga: Lebaran 2025 Bakal Super Padat! Diprediksi 146,48 Juta Pemudik, DPR Harapkan Zero Accident!
KPK Ikut Soroti Dugaan Penyimpangan
Ketua KPK, Setyo Budiyanto, menanggapi kabar pengurangan anggaran MBG ini dalam sebuah pertemuan dengan Badan Gizi Nasional (BGN).
Menurutnya, informasi ini masih perlu diverifikasi agar tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
"Kami mendapatkan informasi soal dugaan penyunatan anggaran MBG. Namun, ini masih perlu divalidasi lebih lanjut agar tidak menimbulkan kesalahpahaman," ujar Setyo.
KPK juga meminta Kepala BGN, Prof. Dadan Hindayana, untuk memperbaiki sistem tata kelola program MBG agar tidak terjadi masalah yang lebih besar di kemudian hari.
"Kami mengingatkan agar sistem ini diperiksa dengan lebih cermat. Jangan sampai nanti terjadi masalah lebih luas yang malah kontraproduktif," tegas Setyo.
Perbaikan Sistem Diperlukan Agar Program MBG Efektif
Isu ini menunjukkan betapa pentingnya transparansi dan pengawasan dalam pelaksanaan program MBG.
Dengan anggaran yang terbatas, perlu adanya upaya lebih lanjut untuk memastikan bahwa setiap rupiah benar-benar digunakan untuk meningkatkan gizi anak-anak.