HUKAMANEWS - Disangka bakal garang tahunya lembek.
Kiasan ini disematkan kepada keputusan Universitas Indonesia (UI) yang akhirnya mengumumkan hasil disertai Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Dalam pengumumannya itu, hasilnya dilakukan pembinaan terhadap Bahlil dan sejumlah pihak terkait, yakni promotor, co-promotor, hingga kepala program studi.
Keputusan ini didapat dari musyawarah empat organ UI: Majelis Wali Amanat (MWA), Senat Akademik, Dewan Guru Besar (DGB), dan pihak rektorat.
Masing-masing perwakilan pun hadir dalam pengumuman konferensi pers di Kampus UI Salemba, Jakarta. Yakni Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI, Yahya Cholil Staquf, Ketua Dewan Guru Besar UI, Harkristuti Harkrisnowo, dan Ketua Senat Akademik UI, Budi Wiweko.
Bahlil sebelumnya dinyatakan lulus dari program doktor di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) pada 16 Oktober 2024.
Namun, hasil sidang etik DGB UI menemukan empat pelanggaran dalam disertasi Bahlil: ketidakjujuran data, proses kilat, perlakuan istimewa, dan konflik kepentingan.
DGB pun memberikan rekomendasi pembatalan disertasi Ketua Umum Partai Golkar itu.
Meski begitu, keputusan akhir UI tak membatalkan, namun hanya meminta Bahlil memperbaiki disertasinya.
"DGB memberi rekomendasi, artinya apa? Usulan. Dan tidak hanya DGB, tapi di UI ada empat organ yang juga memberi usulan. Semua usulan ini dianalisis hingga keluarlah keputusan hari ini," jelas Rektor UI, Heri Hermansyah.
Sebelumnya DGB UI putuskan disertasi Bahlil harus ditulis ulang dan dicopot, ada 4 pelanggaran yang dilakukan Bahlil terkait pembuatan disertasinya itu.
Sanksi yang diberikan cukup berat dengan tidak mengakui hasil disertasi Bahlil, namun kini malah meralat kembali hasil keputusannya.
Baca Juga: Samsung Kejutkan Pengguna! Uji Coba One UI 8 Berbasis Android 16 Dimulai, Update Lebih Cepat?
Atas keputusan DGB UI ini pun dihujat netizen yang menganggap UI tak lagi seperti kampus yang mengedepankan marwah kejujuran dalam sebuah kampus.