Ia disebut-sebut terlibat dalam politik praktis dengan mengenakan atribut kampanye pasangan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka.
Hal ini semakin memperkuat anggapan bahwa kenaikan pangkatnya sarat kepentingan politik.
“Jangan salahkan apabila publik menilai bahwa kenaikan pangkat Mayor Teddy bukanlah berdasarkan prestasi atau merit system, tetapi cenderung berdasarkan politis,” kata Ardi.
Potensi Demoralisasi Prajurit di Lapangan
Kritik terhadap kenaikan pangkat ini juga berkaitan dengan dampaknya terhadap moral prajurit lainnya.
Baca Juga: Zulhas Akan Tutup TPA Sistem Open Dumping, Apa Gantinya
Menurut Ardi, banyak anggota TNI yang telah mempertaruhkan nyawa dalam tugas negara, tetapi tidak mendapatkan apresiasi setara.
“Elite politik dan pimpinan TNI harus sadar bahwa kebijakan ini berpotensi melukai perasaan prajurit yang telah berjuang di lapangan serta dapat mendemoralisasi mereka yang bekerja dengan dedikasi tinggi,” tegasnya.
Klarifikasi Pihak TNI: Kenaikan Pangkat Sudah Sesuai Ketentuan
Menanggapi kritik tersebut, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigjen Wahyu Yudhayana, menyatakan bahwa kenaikan pangkat Teddy telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Ia menegaskan bahwa promosi tersebut sudah memenuhi persyaratan administrasi dan berlandaskan peraturan perundang-undangan, termasuk Peraturan Presiden (Perpres).
Baca Juga: Mudik Gratis Pemprov Jakarta 2025 Resmi Dibuka Hari Ini, Simak Cara Daftar dan Syaratnya!
“Itu sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di TNI dan dasar perundang-undangan (Perpres), secara administrasi juga semua sudah dipenuhi,” ujar Wahyu.
Meskipun demikian, perdebatan terkait promosi Teddy masih terus bergulir di ruang publik.
Banyak pihak mempertanyakan apakah keputusan ini semata-mata kebijakan militer atau justru ada faktor politis yang bermain di baliknya.