Namun perusahaannya tak berhenti dan bahkan terus berekspansi dan beroperasi di lahan seluas 79 hektare di Sukoharjo. Sebelum mulai tumbang, pada 2020, Sritex pernah berkontribusi besar pada upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Perusahaan ini berhasil mendistribusikan 45 juta masker hanya dalam waktu tiga minggu. Pada tahun yang sama, untuk pertama kalinya, perusahaan ini mengekspor produknya ke Filipina. Sritex kemudian jatuh ke tangan anak HM Lukminto, Iwan Lukminto, putra sulung almarhum H.M. Lukminto, yang mendirikan grup Sritex pada tahun 1966 dengan toko batik di Solo. Di samping usaha tekstil, Grup Sritex juga memiliki sekitar 10 hotel di Solo, Yogyakarta, dan Bali, termasuk Holiday Inn Express di Bali.
Selain itu, perseroan juga menaungi perusahaan kertas, Sriwahana Adityakarta, yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.Mengutip Forbes, saat ini kekayaan Iwan Lukminto tercatat mencapai US$515 juta atau setara dengan Rp8,52 triliun.***