HUKAMANEWS - Pemerintah kembali menjadi sorotan publik setelah kemunculan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Banyak pihak mempertanyakan efektivitas badan ini di tengah upaya efisiensi anggaran yang sedang digalakkan.
Pemerintah berjanji bahwa dana yang dihimpun dari penghematan ini akan dialokasikan ke sektor hilirisasi.
Namun, benarkah langkah ini akan menguntungkan masyarakat, atau justru menjadi beban baru?
Menteri Koordinator Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa pemerintah perlu introspeksi diri agar kebijakan yang diambil tidak malah memunculkan reaksi negatif di masyarakat.
Menurutnya, berbagai harapan publik harus segera dijawab dengan tindakan konkret.
“Yang sekarang dikeluhkan Danantara, itu harus kita lakukan karena Danantara itu nanti akan menghimpun dari penghematan untuk diinvestasikan ke industri hilirisasi,” ungkap Zulkifli Hasan di Gedung Nusantara, Kompleks DPR, Senayan, Minggu, 23 Februari 2025.
Lebih lanjut, Zulkifli Hasan menyoroti bahwa pemerintah harus bekerja lebih keras untuk memastikan investasi yang dikembangkan tetap berada dalam kendali nasional.
Ia menyinggung contoh Morowali, di mana investasi asing langsung menguasai sektor strategis.
Baca Juga: Xiaomi Luncurkan HyperOS 2 dengan AI DeepSeek, Ini 25 Perangkat yang Kebagian Pembaharuan!
“Sehingga kita tidak perlu lagi seperti Morowali yang langsung datang dikuasai asing, nanti yang investasi Indonesia,” tambahnya.
Meski demikian, masyarakat masih bertanya-tanya apakah skema ini benar-benar akan membawa keuntungan bagi ekonomi nasional atau hanya menjadi proyek ambisius tanpa manfaat nyata.
Skema investasi melalui penghematan bisa menjadi pedang bermata dua, tergantung pada bagaimana eksekusinya dilakukan.
Pemerintah memang sedang gencar mendorong hilirisasi sebagai strategi untuk meningkatkan nilai tambah industri dalam negeri.