Sebagai contoh, konflik yang terjadi di negara-negara seperti Sudan, Libya, dan Yaman yang terus memecah belah kekuatan umat Muslim.
Prabowo dengan tegas bertanya, “Kapan ini akan berakhir? Kapan kita bisa membantu Palestina jika kita masih terus berselisih di antara kita sendiri?”
Pidato ini jelas menunjukkan betapa pentingnya bagi negara-negara Muslim untuk bersatu demi mencapai tujuan bersama, salah satunya adalah membantu Palestina.
Seruan untuk Persatuan dan Kerja Sama
Di akhir pidatonya, Prabowo menekankan perlunya persatuan di kalangan negara-negara Muslim.
Ia menyerukan kerja sama untuk menyuarakan hak-hak Palestina secara lebih efektif.
"Indonesia telah melakukan yang terbaik dengan segala upaya yang kami miliki, tetapi kami butuh persatuan. Kami membutuhkan kerja sama. Kami harus sadar bahwa suara kita tidak didengar,” ungkap Prabowo dengan penuh keyakinan.
Dukungan Anwar Ibrahim terhadap Prabowo dalam hal ini jelas menunjukkan keseriusan Malaysia dan Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak Palestina.
Solidaritas yang terjalin antara kedua negara serumpun ini bisa menjadi langkah penting dalam memperkuat posisi negara-negara Muslim di dunia internasional.
Solidaritas ini tidak hanya terbatas pada hak-hak Palestina, tetapi juga pada upaya memperkuat organisasi internasional seperti D-8, yang berperan sebagai wadah untuk negara-negara berkembang.
Dengan adanya dukungan kuat dari Anwar Ibrahim, diharapkan kedepannya Malaysia dan Indonesia dapat lebih berperan aktif dalam membentuk dunia yang lebih inklusif dan bersatu.
Kerja sama kedua negara ini semakin memperjelas bahwa persatuan dan kekuatan umat Muslim di dunia internasional sangat bergantung pada soliditas antar negara Muslim itu sendiri.