Data penjualan ritel AS yang naik dari 0,5% menjadi 0,7% pada November 2024 menunjukkan ekonomi AS masih kuat.
Hal ini menambah ekspektasi bahwa The Fed mungkin tidak akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, sehingga membantu penguatan Dolar AS.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa BI berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
Langkah-langkah yang diambil antara lain intervensi pasar, pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, dan penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Namun, pasar tetap waspada. Investor menantikan hasil pertemuan The Fed dan keputusan suku bunga acuan BI.
Kedua faktor ini akan mempengaruhi pergerakan Rupiah ke depan.
Situasi ini menjadi pengingat bahwa stabilitas ekonomi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal, tetapi juga oleh dinamika internal.
Transparansi dan integritas lembaga keuangan menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan pasar.
Bagaimana perkembangan selanjutnya? Kita tunggu bersama.***