Selain itu, penyidik memeriksa sejumlah saksi serta melakukan forensik pada ketiga jenazah.
Pihak kepolisian juga mendalami latar belakang keluarga ini.
Kemas mengungkapkan, "Kami mendalami keterangan keluarga dan tetangga untuk mencari tahu apakah ada tekanan psikologis lain di luar persoalan pinjaman online."
Meski indikasi masalah ekonomi menjadi salah satu faktor, polisi tetap berhati-hati dalam menyimpulkan penyebab utama.
Baca Juga: Hakim Tersangka Suap Vonis Bebas Ronald Tannur Resmi Dilimpahkan ke Jaksa, Siap Sidang Tipikor
Peristiwa ini kembali menyorot masalah pinjaman online yang sering menjerat masyarakat dengan bunga tinggi dan intimidasi penagih.
Banyak korban terjebak dalam siklus utang tanpa akhir, yang memicu depresi hingga tindakan nekat.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya edukasi finansial dan regulasi ketat terhadap perusahaan pinjaman online.
Pemerintah perlu lebih proaktif dalam melindungi masyarakat dari jeratan ekonomi yang merusak.
Polisi berjanji akan terus mengusut tuntas kasus ini untuk memberikan keadilan dan jawaban bagi keluarga korban. Kita berharap tidak ada lagi tragedi serupa yang terjadi di masa depan.***