Fasilitas yang Tak Kalah Wah
Selain gaji, Gus Miftah juga kehilangan berbagai fasilitas lain. Sebagai pejabat, ia berhak mendapatkan kendaraan dinas lengkap dengan biaya pemeliharaannya.
Belum lagi fasilitas kesehatan premium, termasuk pengobatan, perawatan, hingga rehabilitasi jika terjadi kecelakaan saat menjabat.
Jika dihitung, nilai dari fasilitas ini bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah per tahun.
Alasan Mundur: Tekanan atau Kesadaran?
Keputusan Gus Miftah untuk mundur memancing berbagai spekulasi. Banyak yang menduga ini akibat tekanan publik usai video viralnya tersebar. Namun, ia dengan tegas membantah hal tersebut.
"Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, saya ingin sampaikan keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam... Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden," ungkapnya dalam konferensi pers.
Ia juga menambahkan bahwa langkah ini diambil atas dasar tanggung jawab kepada Presiden Prabowo Subianto dan masyarakat luas.
Kisah Gus Miftah menjadi pengingat bahwa jabatan tinggi datang dengan tanggung jawab besar.
Salah langkah sedikit, konsekuensinya bisa berat, baik secara moral maupun finansial.
Dengan kehilangan jabatan ini, Gus Miftah harus rela melepaskan penghasilan puluhan juta rupiah setiap bulan, plus fasilitas-fasilitas istimewa lainnya.
Baca Juga: Tiba di Moscow, Pemimpin Rezim Suriah Bashar al-Assad dan Keluarganya Diberi Suaka oleh Rusia
Meski begitu, langkah mundur ini bisa jadi upaya untuk menjaga integritasnya sebagai seorang tokoh agama.
Di balik segala kontroversi, keputusan ini mungkin adalah cara terbaik untuk menenangkan hati masyarakat dan meraih kembali kepercayaan publik.