nasional

Diangkat dari Jalanan, Dunia Premanisme, Klub Malam oleh Presiden Prabowo, Gus Miftah Minta Maaf dan Undur Diri Sebagai Staf Khusus

Jumat, 6 Desember 2024 | 17:43 WIB
Gus Miftah mengundurkan diri jadi Staf Khusus Presiden Prabowo, pada Jumat (6/12)

HUKAMANEWS - Usai dihujat akhirnya Gus Miftah mengundurkan diri  sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

Dirinya mengaku diangkat oleh Presiden Prabowo Subianto dari dunia jalanan merupakan anugerah luar biasa bagi dirinya.

Sayangnya dengan tersedu sedan sembari menangis sesenggukan, Miftah mengaku belum bisa seperti yang diharapkan Presiden Prabowo.

"Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan dan dengan penuh kesadaran, saya ingin menyampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam," ujarnya dikutip dari tayangan Liputan 6 STCV, pada Jumat (6/12).

Baca Juga: Ojol Kini Resmi Dapat Subsidi BBM, Pemerintah Tegaskan Dukungan untuk UMKM Tetap Lancar Jalan!

Menurut Gus Miftah keputusan dirinya mengundurkan diri sebagai Staf Khusus Presiden Prabowo setelah ia berdoa, bermuhasabah dan istikharoh.

"Saya memutuskan mengundurkan diri atas amananah dan kepercayaan yang telah diberikan kepada saya," katanya sambil membacakan teks tulisan yang sudah ia siapkan.

"Saya seorang anak yang berlatarbelakang dari jalanan, saya bergaul dengan dunia marjinal dunia premanisme dan klub malam, telah diangkat setinggi-tingginya oleh bapak presiden adalah anugerah yang luar biasa yang Allah berikan melalui perantara bapak presiden," kata Gus Miftah.

"Saya mohon maaf belum bisa menjadi sesuai yang bapak harapkan dari saya," katanya tersendat.

Baca Juga: 3 Akun Instagram Populer dengan Ratusan Ribu Pengikut Diblokir Kemenkomdigi Karena Promosi Judi Online, Simak Selengkapnya

Menurutnya, keputusan ini bukan akhir atau langkah mundur, melainkan langkah awal untuk terus berkontribusi kepada bangsa dan negara dengan cara yang lebih luas dan beragam.

"Seorang berjiwa ksatria pernah mengatakan bahwa kalau jabatan itu hanya titipan sementara, karena ini karena itu suatu sarana untuk berbuat kebaikan," katanya.

"Oleh karena itu sebagai seorang pendakwah dan pelayan umat saya merasa bahwa pengabdian kepada bangsa dan negara Indonesia, tidak hanya terbatas pada satu jabatan dan kedudukan semata," terang Miftah.

"Tapi mencakup semua ruang dimana saya bisa memberi manfaat."

Halaman:

Tags

Terkini