Kritik ini mencuat di tengah persaingan panas menjelang Pilkada Jakarta 2024, di mana dukungan dari kelompok religius masih menjadi faktor penting.
Dengan semakin menguatnya dukungan umat Islam terhadap pasangan Ridwan Kamil-Suswono, peluang Pramono-Rano untuk merebut suara dari basis religius tampaknya akan semakin sulit, terutama jika isu pengkhianatan yang disuarakan tokoh seperti Jalih Pitoeng terus menggema.
Pilkada Jakarta 2024 bukan hanya soal perebutan kursi gubernur, tetapi juga menjadi arena tarik-menarik ideologi dan kepercayaan politik.
Baca Juga: Momen Hangat di Dingin London, Presiden Prabowo Beri Perhatian Khusus kepada Sri Mulyani
Jalih Pitoeng menutup pernyataannya dengan peringatan tegas: “Umat Islam masih ingat siapa yang dulu berseberangan dengan perjuangan mereka. Jangan sampai kesalahan masa lalu diulangi lagi.”
Dengan semakin kompleksnya dinamika politik, langkah Anies Baswedan di Pilkada kali ini akan menjadi penentu besar, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk pasangan calon yang ia dukung.
Apakah Anies akan berhasil mempertahankan kepercayaan umat, atau justru semakin terisolasi dari basis pendukungnya? Hanya waktu yang akan menjawab.***