Kritik ini mencuat di tengah persaingan panas menjelang Pilkada Jakarta 2024, di mana dukungan dari kelompok religius masih menjadi faktor penting.
Dengan semakin menguatnya dukungan umat Islam terhadap pasangan Ridwan Kamil-Suswono, peluang Pramono-Rano untuk merebut suara dari basis religius tampaknya akan semakin sulit, terutama jika isu pengkhianatan yang disuarakan tokoh seperti Jalih Pitoeng terus menggema.
Pilkada Jakarta 2024 bukan hanya soal perebutan kursi gubernur, tetapi juga menjadi arena tarik-menarik ideologi dan kepercayaan politik.
Baca Juga: Momen Hangat di Dingin London, Presiden Prabowo Beri Perhatian Khusus kepada Sri Mulyani
Jalih Pitoeng menutup pernyataannya dengan peringatan tegas: “Umat Islam masih ingat siapa yang dulu berseberangan dengan perjuangan mereka. Jangan sampai kesalahan masa lalu diulangi lagi.”
Dengan semakin kompleksnya dinamika politik, langkah Anies Baswedan di Pilkada kali ini akan menjadi penentu besar, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk pasangan calon yang ia dukung.
Apakah Anies akan berhasil mempertahankan kepercayaan umat, atau justru semakin terisolasi dari basis pendukungnya? Hanya waktu yang akan menjawab.***
Artikel Terkait
Debat Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil Wacanakan Pindahkan Balai Kota ke Jakarta Utara, Meski Akses Buruk Jadi Tantangan, Apakah Ini Solusi atau Gimmick?
Tak Lagi Berpikir Rasional Pilkada 2024 Makan Korban, Saksi dari Pasangan Jimat Sakteh Tewas Dibacok di Sampang Madura
Persaingan Semakin Memanas Saat King Maker Adu Strategi di Pilkada Jakarta 2024, Jokowi-Prabowo-SBY Vs Megawati-Anies
27 November 2024 Libur Nasional! Kesempatan Emas Gunakan Hak Pilih di Pilkada Serentak, Jangan Sampai Golput!
Strategi Mengejutkan Pramono - Rano di Pilkada 2024, Samarkan Dukungan PDIP demi Gaet Suara dari Pendukung Anies Baswedan