Ia menilai peleburan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ke dalam BRIN membuat kedua sektor ini kehilangan fokus.
“BATAN dan LAPAN perlu dihidupkan kembali sebagai lembaga independen agar dapat memaksimalkan potensi Indonesia di bidang nuklir dan antariksa,” ujarnya.
Mulyanto menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa revitalisasi kelembagaan riset tidak hanya soal restrukturisasi, tetapi juga soal memastikan riset nasional mampu menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.
Baca Juga: Hizbullah Umumkan Kepala Hubungan Media, Mohammed Afif Al-Nabulsi Tewas dalam Serangan Israel
Langkah ini, menurutnya, adalah kunci untuk membawa Indonesia bersaing di kancah internasional di tengah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi global.
Mengapa Ini Penting bagi Prabowo?
Sebagai presiden, Prabowo Subianto memiliki kesempatan besar untuk mencatatkan sejarah baru dalam pengembangan riset nasional.
Menata ulang lembaga riset tidak hanya soal memperbaiki struktur, tetapi juga menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi.
Baca Juga: Melawan Stunting, Menyemai Harapan, Komitmen Yayasan Wijaya Peduli Bangsa di Pulo Gadung
Jika masalah ini tidak segera diselesaikan, Indonesia berisiko tertinggal dalam perlombaan global untuk menjadi negara berbasis pengetahuan.
Sekarang adalah saatnya bagi Prabowo untuk menunjukkan keberanian dan visi strategis dalam memimpin Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.***