Dalam banyak kasus, perilaku anak sering kali meniru apa yang dilakukan oleh orang tua.
Jika orang tua terbiasa berjudi, besar kemungkinan anak akan mengikuti kebiasaan tersebut, bahkan terlibat dalam aktivitas berisiko seperti membuka rekening untuk transaksi judi.
Faktor keluarga memainkan peran penting dalam mencegah kecanduan judi pada anak-anak.
Dengan pengawasan dan contoh yang baik dari orang tua, anak-anak dapat lebih terlindungi dari pengaruh negatif dunia digital.
Menurut Jasra, "Ada orang tua yang masih terlibat dalam aktivitas judi, dan kita belum tahu seberapa besar dampak hal ini terhadap anak-anak mereka, apakah mereka ikut membuka rekening atau menampung uang hasil judi."
Baca Juga: Bahlil Lahadalia Bantah Kedatangan Jokowi ke Jakarta untuk Masuk ke Jajaran Pengurus Partai Golkar
Masa Remaja yang Rawan Terhadap Kecanduan
Selain faktor keluarga, masa remaja yang penuh dengan dorongan eksplorasi juga menjadi faktor penyebab kecanduan judi online.
Dosen Ilmu Psikologi Universitas Tarumanagara, Debora Basaria, menyatakan bahwa remaja, terutama yang berusia antara 10 hingga 22 tahun, cenderung impulsif dan mencari pengalaman baru.
Ketertarikan ini wajar terjadi, namun apabila tidak diawasi, akan menjerumuskan anak pada aktivitas berisiko.
Baca Juga: Alumni LPDP Bebas Pilih Karier di Luar Negeri? Begini Alasan Mengejutkan dari Mendikti Saintek
Remaja yang sudah terbiasa mengakses internet cenderung memiliki rasa ingin tahu tinggi, termasuk terhadap hal-hal yang berisiko.
Di sinilah orang tua dan pendidik perlu hadir untuk mengarahkan eksplorasi anak-anak ke arah yang positif.
Jika anak-anak dibiarkan tanpa arahan, mereka akan mudah tergoda untuk mencoba judi online yang terlihat menarik tetapi membawa dampak merugikan.