HUKAMANEWS – Pagi ini, kualitas udara di Jakarta tercatat mengalami sedikit perbaikan.
Berdasarkan pantauan terbaru situs IQAir pada pukul 05.20 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada pada angka 88, yang masuk dalam kategori "sedang."
Meski tidak setinggi sebelumnya, Jakarta masih menduduki peringkat kedua puluh sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Semenjak Agustus 2024, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa rata-rata harian kualitas udara di Jakarta konsisten berada di rentang yang tidak sehat.
Selama beberapa bulan terakhir, angka PM2.5—jenis polutan partikel kecil yang seringkali berdampak buruk bagi kesehatan—berada pada kisaran 55,5 hingga 150 mikrogram per meter kubik.
Angka-angka ini mengindikasikan bahwa meski kondisi udara pagi ini sedikit membaik, level polusi udara Jakarta masih memerlukan perhatian.
Menurut data yang ada, indeks kualitas udara sebesar 88 menunjukkan polusi udara PM2.5 di angka 29 mikrogram per meter kubik.
Meski kategori “sedang” tidak memberi efek langsung bagi kesehatan manusia dan hewan, ada risiko kerusakan bagi tanaman sensitif serta pengaruh terhadap estetika kota.
Selain itu, kualitas udara pada tingkat ini tetap berpotensi merugikan kelompok sensitif, terutama jika terjadi peningkatan polutan secara tiba-tiba.
Dalam skala PM2.5, kategori udara sehat berada pada rentang 0-50.
Sementara untuk kategori “tidak sehat” bagi kelompok sensitif berada di antara 51-100, yang dapat memengaruhi kesehatan hewan, tanaman, dan estetika lingkungan.
Sebagai perbandingan, kategori “sangat tidak sehat” dimulai dari 200-299, sementara kualitas udara “berbahaya”—yang dapat memicu risiko kesehatan serius—berada di atas 300.