Tapi yang jelas, kepercayaan terhadap Prabowo sangat mengakar di berbagai daerah.
Aspek agama ternyata juga mempengaruhi pandangan masyarakat. Di kalangan umat Islam, angka keyakinan mencapai 82,6%.
Kalau dipecah lagi, mereka yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama (NU) lebih yakin dengan angka 85%, sementara di Muhammadiyah dan ormas lainnya, keyakinan sedikit turun di angka 68,7%.
Tentu saja, ini bisa jadi cerminan dinamika internal di masing-masing organisasi Islam, tapi tetap saja angka-angka ini memberi gambaran umum tentang bagaimana Prabowo diterima di komunitas religius.
Baca Juga: Mumpung Promo Rp1, Warga Berjejal di Stasiun MRT dan Wisata di Sekitaran Monas
Dengan keyakinan publik yang sedemikian tinggi, tantangan terberat bagi Prabowo sekarang adalah menjaga harapan besar ini.
Dalam kancah politik Indonesia yang serba dinamis, tak ada yang bisa diprediksi dengan pasti. Akan tetapi, angka-angka ini memberikan indikasi bahwa Prabowo punya modal kuat untuk memulai masa kepemimpinannya.
Apakah dia akan berhasil memenuhi ekspektasi? Waktu yang akan menjawabnya, namun sampai saat ini, mayoritas publik sudah meyakini arah yang dia bawa akan membawa Indonesia ke arah yang lebih cerah.
Baca Juga: Tesla Tarik Ribuan Cybertruck, Masalah Kamera Bikin Kaget Pembeli!
Di antara 11 provinsi besar yang disurvei, ada beberapa daerah yang menonjol dalam hal keyakinan terhadap Prabowo.
Provinsi Jawa Barat, misalnya, dengan populasi yang sangat besar, menunjukkan dukungan yang signifikan.
Banten dan Lampung juga mencatatkan angka kepercayaan yang cukup tinggi. Sementara itu, di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan, meski angkanya tak setinggi di Jawa, tetap menunjukkan bahwa Prabowo punya basis yang kuat di sana.
Provinsi-provinsi ini tentu punya pengaruh besar terhadap peta politik nasional. Bagaimana tidak? Dengan dukungan signifikan dari wilayah-wilayah besar, Prabowo punya bekal kuat untuk memulai masa jabatan dengan dukungan penuh dari mayoritas masyarakat.
Disclaimer: Artikel ini berdasarkan survei yang dirilis oleh Indikator Politik Indonesia, namun tentu saja, hasil akhir selalu tergantung pada bagaimana setiap individu menilai situasi politik saat ini.***