Masalah kesehatan mental bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan hanya dengan intervensi pemerintah.
Ini adalah masalah kolektif, yang memerlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas-komunitas lokal.
Agustina WP menekankan bahwa kesehatan mental adalah tanggung jawab bersama. "Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat," ujarnya.
Pernyataan ini didukung oleh Riezky yang menekankan bahwa komunitas memiliki peran besar dalam menciptakan ruang bagi generasi muda untuk merasa didengar dan dipahami.
Acara "Perempuan Mendengar" adalah contoh nyata dari bagaimana masyarakat dan tokoh-tokoh lokal bisa bekerja sama untuk menciptakan platform yang mendukung kesehatan mental.
Di akhir acara, Agustina WP menekankan bahwa pemerintah perlu berubah dalam cara mereka menangani masalah, terutama yang menyangkut anak muda dan kesehatan mental.
"Pemerintah harus lebih banyak mendengar daripada mendikte," tegasnya.
Baca Juga: Dari Panggung Lawak ke DPR! Denny Cagur Siap Beraksi Bawa Perubahan di Pendidikan dan Kesenian!
Pendekatan yang lebih inklusif dan empatik akan membuat kebijakan yang diambil menjadi lebih relevan dan bermanfaat bagi masyarakat, terutama generasi muda yang sedang berjuang menemukan jati diri mereka di tengah tantangan mental health yang semakin meningkat.
Agustina dan Riezky jelas mengerti betul bahwa masa depan kota Semarang, dan juga Indonesia, terletak di tangan generasi muda. Dan untuk memastikan masa depan yang lebih baik, suara mereka harus didengar, bukan diabaikan.
Dengan gagasan yang fresh dan sedikit nakal, artikel ini memberikan perspektif unik tentang peran pemerintah dalam kesehatan mental serta pentingnya keterlibatan anak muda.
Jangan hanya duduk diam, ayo kita bergerak bersama demi masa depan yang lebih baik!***