"Apa yang dimau apa yang diberikan apa," ujar Agustina dengan nada yang sedikit provokatif. "Pemerintah perlu lebih mendengar, bukan lagi mendikte."
Pernyataan ini jelas mengarah pada betapa pentingnya keterlibatan aktif anak muda dalam pembuatan kebijakan.
Agustina menyoroti betapa pentingnya wadah seperti musrenbang (musyawarah perencanaan pembangunan) untuk melibatkan suara-suara muda.
“Anak muda harus dilibatkan secara aktif dalam musrenbang, agar kebijakan yang diambil tepat guna dan sesuai aspirasi mereka.”
Ini adalah langkah cerdas dari Agustina, yang menyadari bahwa tidak hanya pemerintah, tetapi masyarakat juga harus memiliki peran aktif dalam mengatasi masalah kesehatan mental.
Komunitas dan organisasi-organisasi non-pemerintah memiliki peran yang tidak kalah penting dalam menyediakan dukungan mental dan ruang berekspresi bagi generasi muda.
Salah satu solusi yang diusulkan Agustina WP adalah penyediaan ruang publik gratis untuk masyarakat, terutama bagi anak muda.
Baca Juga: Geger! Ketua KPU Terjerat Dugaan Pelanggaran Etik, Sidang DKPP Hari Ini Bakal Bikin Kaget!
Agustina yakin bahwa ruang-ruang seperti ini bisa menjadi tempat bagi generasi muda untuk berekspresi dan mengaktualisasi diri secara positif.
Ini bukan sekadar angan-angan kosong. Agustina menegaskan bahwa pemerintah sebenarnya memiliki cukup dana untuk mendukung program-program anak muda, hanya saja distribusinya harus tepat sasaran.
"Anak muda butuh ruang untuk mengekspresikan diri, dan itu bisa diwujudkan jika pemerintah menyediakan lebih banyak ruang publik gratis," kata Riezky Delastama, yang turut mendukung gagasan ini.
Baca Juga: Tahan Imbang 1:1 dengan Yaman, Timnas Indonesia Berhasil Lolos ke Piala Asia U 20 2025
Riezky menambahkan bahwa pemerintah kedepan harus benar-benar mendengarkan aspirasi anak muda, bukan hanya menyodorkan program yang mereka anggap cocok.
"Dengarkan anak muda, bukan lagi mendikte mereka," tambahnya dengan nada tajam.