nasional

Tragedi 7 Jenazah di Kali Bekasi, Keluarga Korban Tabur Bunga, Simbol Perlawanan atau Bentuk Kekecewaan Terhadap Patroli Polisi?

Minggu, 29 September 2024 | 16:01 WIB
Keluarga Ridho, Salah satu korban tragedi 7 jenazah lakukan tabur bunga di Kali Bekasi, simbol perlawanan atau sekadar doa? (Net / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS - Bekasi kembali diguncang dengan kisah tragis penemuan tujuh jenazah di Kali Bekasi.

Di antara deretan korban tersebut, nama Ridho Darmawan muncul sebagai pusat perhatian publik.

Keluarga Ridho menggelar acara tabur bunga pada Minggu 29 September 2024 di tepi Kali Bekasi, tepat di lokasi penemuan ketujuh jenazah.

Baca Juga: Partai Politik, Janji Kosong, dan Kedaulatan Rakyat yang Dikorbankan

Acara ini bukan hanya sekadar penghormatan, tapi juga disinyalir sebagai bentuk protes halus terhadap tindakan kepolisian. Apa yang sebenarnya terjadi di balik kisah tragis ini?

Paman Ridho, Jaelani, berbicara dengan nada penuh emosi. Menurutnya, acara tabur bunga ini dilakukan bukan hanya untuk mengenang keponakannya, tetapi juga sebagai bentuk "perlawanan" terhadap patroli kepolisian yang disebut-sebut sebagai penyebab tragedi ini.

Jaelani, dengan tegas, menyinggung soal tim Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota yang menurutnya bertanggung jawab atas kekacauan tersebut.

Baca Juga: Premanisme yang Bubarkan Paksa Diskusi FTA di Kemang, Polisi Tetapkan 2 Tersangka, Aksi Brutal atau Sekadar Salah Paham?

"Ini bukan cuma sekadar ritual tujuh hari. Ini adalah simbol perlawanan terhadap cara mereka membubarkan tawuran dengan langkah-langkah yang kami anggap kurang tepat," ucap Jaelani dengan sorot mata penuh amarah.

Di balik tabur bunga yang terlihat sakral, jelas ada pesan kuat yang ingin disampaikan oleh keluarga Ridho.

Patroli kepolisian yang awalnya dimaksudkan untuk mengurangi tawuran remaja malah berubah jadi tragedi.

Baca Juga: Ini Tampang Preman yang Bubarkan Diskusi Diaspora yang Sebelum Aksi Salim dan Pelukan dengan Polisi

Meski Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) sudah memberikan pernyataan bahwa tidak ada kesalahan prosedur dalam operasi patroli tersebut, keluarga korban tetap meragukan keabsahan tindakan tersebut.

Apakah semua sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)? Atau ada sesuatu yang ditutupi?

Pihak keluarga, melalui kuasa hukum mereka, Doni Kasdiyanto, masih menunggu hasil investigasi resmi dari kepolisian.

Halaman:

Tags

Terkini