Atau takut justru malah kena masalah lebih besar. Nah, dengan adanya aplikasi "Stopper", diharapkan siswa bisa lebih berani melaporkan apa yang mereka alami atau saksikan tanpa perlu merasa takut.
Dampak positifnya tentu pada kesehatan mental siswa secara keseluruhan.
RK juga menyadari bahwa perundungan tidak hanya terjadi secara langsung atau fisik.
Di era digital seperti sekarang, cyberbullying atau perundungan digital semakin marak terjadi.
Baca Juga: Puluhan Tahun Berkecimpung di Dunia Industri Hiburan, Raffi Ahmad Diganjar Gelar Doktor Kehormatan
Baik lewat media sosial maupun platform lainnya, intimidasi secara online bisa berdampak jauh lebih besar karena sifatnya yang viral dan bisa tersebar luas.
Dengan "Stopper", laporan cyberbullying juga bisa diatasi dengan lebih cepat.
Selain menawarkan solusi melalui teknologi, RK juga berjanji akan mengevaluasi sistem pendidikan di Jakarta dari sudut pandang kesehatan mental siswa.
Beban belajar, tugas yang menumpuk, hingga masalah transportasi menuju sekolah sering kali menambah stres yang dialami oleh siswa.
"Kalau dirasa sekolah bikin bebannya berat stres, saya akan evaluasi itu, janji saya, apakah itu PR atau jarak rumah kejauhan dari sekolah atau ada 'bully' dan sebagainya," kata RK.
Janji yang cukup menjanjikan, apalagi di era di mana isu kesehatan mental semakin menjadi perhatian utama, khususnya di kalangan pelajar.
Seiring dengan diluncurkannya program "Stopper", Ridwan Kamil juga terus mempersiapkan diri dalam ajang Pilkada DKI Jakarta 2024.
Dalam pemilihan ini, RK berpasangan dengan Suswono di bawah nomor urut 1, menghadapi dua pasangan lainnya: Dharma Pongrekun-Kun Wardana (nomor urut 2) dan Pramono Anung-Rano Karno (nomor urut 3).