Program Car Free Night ini jelas bukan cuma soal jalanan yang ditutup untuk kendaraan. RK punya visi lebih luas: di setiap Car Free Night, akan ada pameran produk-produk UMKM yang dijual oleh ibu-ibu.
Mulai dari kerajinan tangan, kuliner lokal, hingga berbagai produk kreatif lainnya. Ini tak hanya menjadi hiburan bagi warga, tapi juga ajang untuk menggeliatkan perekonomian masyarakat lokal.
Hiburan tradisional seperti lenong Betawi yang ditampilkan di sepanjang Car Free Night juga memberikan ruang bagi para seniman untuk kembali berkarya dan eksis.
Selama ini, banyak seniman tradisional yang semakin terpinggirkan karena minimnya tempat untuk mereka tampil.
Dengan program ini, mereka tak hanya akan mendapatkan kesempatan untuk tampil di depan publik, tapi juga bisa meningkatkan popularitas budaya lokal yang mulai terlupakan.
Bayangkan saja, setiap akhir pekan, jalanan di beberapa kecamatan di Jakarta akan disulap menjadi arena hiburan yang meriah.
Ada panggung seni, pertunjukan lenong, musik jalanan, serta kios-kios UMKM yang menawarkan berbagai produk khas.
Warga bisa berjalan kaki santai sambil menikmati suasana malam yang berbeda dari biasanya, jauh dari hiruk-pikuk kendaraan bermotor.
Baca Juga: Adu Spesifikasi DJI Osmo Action 5 Pro vs DJI Osmo Action 4, Intip Apa Saja Perbedaannya?
Hiburan seperti ini tentu akan sangat dinantikan, terutama bagi mereka yang sehari-harinya disibukkan dengan rutinitas yang melelahkan.
Sudah jadi rahasia umum kalau warga Jakarta cenderung mengandalkan pusat perbelanjaan dan bioskop sebagai tempat hiburan.
Tapi, bukankah itu semua sudah terlalu monoton? Hiburan tradisional seperti lenong Betawi, wayang kulit, atau bahkan musik dangdut jalanan justru menawarkan sesuatu yang berbeda.
Lebih autentik, lebih merakyat, dan tentunya lebih "Jakarta".