"Tokoh adat dan agama di Papua berperan penting dalam perundingan dengan pihak Egianus Kogoya," kata Bayu.
Pendekatan ini tentu tidak serta-merta membuahkan hasil. Perundingan dilakukan berkali-kali dengan melibatkan banyak pihak, baik dari pemerintah pusat maupun daerah.
Upaya damai yang ditempuh adalah bukti bahwa penyelesaian konflik tidak selalu harus dengan kekerasan, namun bisa melalui dialog yang damai dan saling menghargai.
Pembebasan Philip Mehrtens bukan hanya menjadi kemenangan bagi Susi Air dan keluarganya, tetapi juga memberi harapan baru bagi perdamaian di Papua.
Konflik berkepanjangan antara OPM dan pemerintah Indonesia sudah merenggut banyak korban jiwa dan menimbulkan penderitaan bagi banyak pihak, baik sipil maupun militer.
Harapan untuk masa depan Papua yang lebih damai kini semakin besar, terutama setelah melihat bagaimana negosiasi damai dapat berhasil dalam pembebasan Philip.
Baca Juga: Pilot Susi Air Capt Philip Bebas Setelah 18 Bulan, Momen Haru Video Call Keluarga yang Bikin Baper!
Peran tokoh adat dan agama dalam proses ini juga menunjukkan bahwa ada jalan lain untuk menyelesaikan konflik, yaitu melalui dialog dan pendekatan humanis.
Tidak bisa dipungkiri, peran setiap pihak dalam pembebasan ini sangatlah penting.
Mulai dari pemerintah pusat yang memberikan dukungan penuh, aparat keamanan yang menjaga situasi tetap kondusif, hingga tokoh-tokoh adat dan agama yang turun langsung dalam negosiasi.
Semua pihak telah menunjukkan bahwa dengan kerja sama dan niat baik, masalah yang tampaknya mustahil pun bisa diatasi.
Susi Pudjiastuti sendiri, sebagai sosok pemimpin Susi Air, tidak hanya berterima kasih tetapi juga memberi penghargaan setinggi-tingginya atas upaya ini.
Ia menyadari betul bahwa tanpa dukungan dari semua pihak, mungkin saja Philip masih dalam cengkeraman penyandera hingga saat ini.