Meskipun PDIP terkesan santai, Komarudin tetap menegaskan bahwa mereka tidak akan gegabah dalam merespons. Sebelum berkomentar lebih lanjut, PDIP akan memastikan dulu siapa sebenarnya sosok penggugat itu.
"Makanya harus dicek dulu dia kader partai apa bukan. Belum (cek), saya tidak terlalu serius mengecek itu," ungkapnya.
Bagi PDIP, tidak terlalu penting untuk buru-buru bereaksi, apalagi jika tidak ada kepastian apakah penggugat benar-benar kader PDIP atau hanya pihak luar yang mencoba mencari perhatian.
Menurut Komarudin, hal semacam ini sudah biasa terjadi, dan mereka tahu aturan mainnya.
Yang menarik, di sela-sela pernyataannya, Komarudin melontarkan sindiran yang cukup tajam.
Dia menyebut bahwa banyak partai politik sedang terkena “demam berdarah.”
Ini bukan tentang penyakit sungguhan, tentu saja, tetapi lebih kepada metafora mengenai bagaimana partai-partai politik lain sedang terguncang dengan berbagai masalah internal.
"Apalagi sekarang ini kan partai politik lagi kena demam, demam berdarah ini, jadi harus dicek itu siapa di balik mereka itu yang penting," ucap Komarudin sambil tersenyum.
Kalimat ini seperti kode keras bahwa ada kekuatan di balik gugatan yang mungkin mencoba mengganggu stabilitas PDIP, tetapi mereka tidak akan terpengaruh begitu saja.
Sebagai negara hukum, Komarudin mengakui bahwa setiap warga negara, termasuk kader partai, memiliki hak untuk menggugat jika merasa ada pelanggaran.
Namun, apakah gugatan ini akan berdampak besar bagi Megawati atau PDIP? Sepertinya tidak begitu.
"Ya sebagai negara hukum ya orang semua orang kan punya hak, toh untuk melakukan mengajukan tuntutan hukum kalau ada pelanggaran," tambahnya.