HUKAMANEWS - Menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat yang akan datang, Google telah mengambil langkah proaktif untuk melindungi integritas informasi dengan memperkenalkan perlindungan tambahan pada produk artificial intelligence (AI) generatif mereka.
Langkah ini, yang diumumkan pada Jumat (30/8), merupakan bagian dari upaya Google untuk menghadapi tantangan misinformasi yang semakin meningkat, terutama sehubungan dengan pemilihan umum yang akan datang.
Google telah memutuskan untuk memperluas perlindungan pada beberapa produk AI generatif mereka, termasuk "Search AI Overviews," rangkuman AI yang dihasilkan YouTube untuk Live Chat, Gems, dan pembuatan gambar di Gemini.
Pembatasan ini bertujuan untuk menghindari respons dari produk-produk AI terhadap topik yang berkaitan dengan pemilu.
Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran informasi yang salah yang mungkin timbul dari kesalahan teknologi AI.
Laurie Richardson, Wakil Presiden Kepercayaan dan Keamanan Google, menjelaskan dalam blog resmi Google bahwa teknologi AI generatif masih dalam tahap perkembangan dan bisa membuat kesalahan, terutama dalam situasi yang melibatkan berita terkini atau topik kompleks seperti pemilu.
Oleh karena itu, Google ingin memastikan bahwa pengguna mendapatkan informasi yang akurat dan dapat diandalkan selama periode pemilu.
Misinformasi telah menjadi masalah besar selama pemilihan presiden 2020, dan dengan meningkatnya penggunaan AI generatif, kekhawatiran mengenai misinformasi di pemilu 2024 semakin besar.
Google berusaha untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah ini dengan langkah-langkah perlindungan yang diumumkan.
Selain membatasi fitur AI generatif, Google juga akan memperkenalkan beberapa fitur baru untuk membantu pengguna menemukan informasi yang kredibel dan berguna tentang pemilihan umum.
Misalnya, Google Search akan mendapatkan fitur baru yang memudahkan orang untuk menemukan informasi tentang pendaftaran pemilih di seluruh negeri.