STIP, sebagai institusi pendidikan di bawah Kementerian Perhubungan, tentu berada dalam tekanan untuk memastikan bahwa tragedi seperti ini tidak terulang.
Juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan investigasi internal untuk memeriksa apakah ada unsur kelalaian atau prosedur yang tidak diikuti yang mungkin telah berkontribusi pada insiden ini.
Pengamat kebijakan pendidikan Cecep Darmawan menekankan pentingnya meninggalkan tradisi perpeloncoan dan kekerasan di lingkungan pendidikan.
Baca Juga: Kolaborasi Mantap! Bea Cukai dan Polri Sukses Cegah Penyelundupan Narkoba Masuk dari Eropa
Ia menyarankan agar energi para taruna diarahkan ke program-program positif seperti bela negara yang diawasi secara profesional.
Ini bukan hanya tentang menghentikan tradisi buruk, tetapi juga tentang membina karakter dan disiplin yang konstruktif tanpa mengorbankan kesejahteraan siswa.
Peristiwa di STIP bukan hanya cermin dari sebuah tragedi individu, tetapi juga sebuah panggilan untuk introspeksi dan perbaikan di banyak lembaga pendidikan di Indonesia.
Kejadian ini harus menjadi katalisator untuk perubahan yang nyata dalam cara institusi mendidik dan melindungi siswanya.
Dengan perhatian yang tepat terhadap pengawasan dan penegakan disiplin yang humanis, harapan untuk pendidikan yang lebih aman dan lebih positif bukanlah sebuah mimpi yang mustahil diwujudkan.***